Secerdas - Cerdasnya Kehidupan...



“Wahai anak cucu Adam, engkau hanyalah kumpulan dari hari yang terhitung. Apabila berlalu satu hari, berarti hilanglah sebagian daripadamu. Jika hilang sebagian daripadamu, maka bertambah dekatlah saat kematianmu. Jika engkau sudah mengetahui hal itu, maka segeralah berbuat".Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ada dua nikmat di mana kebanyakan manusia sering tertipu dengannya, nikmat sehat dan masa lapang (senggang).” (H.R. Bukhari). Sabda tersebut menjelaskan, bahwasanya orang yang baik, banyak beramal saleh dalam hidupnya ialah mereka yang menghargai kesehatannya dan nikmat ketika diberi waktu senggang.

Banyak diantara kita yang tidak menghargai dua perkara itu. Sewaktu sehat, tidak mempedulikan penjagaan diri dan lupa pada suatu hari nanti akan sakit. Demikian juga ketika mempunyai banyak masa lapang. Lupa pentingnya masa itu, hingga banyak membuang-buang waktu untuk perkara tanpa manfaat. Hidup dan mati adalah ujian dari Allah. Dengan kehidupan dan kematian Allah melihat, siapa diantara hamba-hamba-Nya yang paling baik amalnya (Q.S. Al Mulk : 2). Di sinilah letak betapa pentingnya masa dalam kehidupan seorang hamba. Di atas waktu kebaikan dan keburukan disemaikan. Prestasi dan kegagalan dikukuhkan. Semakin hari amal perbuatan kita semakin bertambah, bukan menjadi sebaliknya.

Orang yang rugi ialah mereka yang tidak pandai menghargai masanya hingga terbuang secara sia-sia, tanpa memberi pada dirinya atau orang lain. Allah berfirman : “Demi masa, sungguh manusia berada dalam keadaan kerugian, kecuali orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran.” ( Q.S. Al Ashr : 1-4). Pernyataan Allah itu menunjukkan betapa pentingnya masa, terutama apabila dikaitkan dengan kerugian. Untuk tidak jatuh pada kerugian, hendaknya kita memahami definisi kerugian yang sebenarnya.
Dalam hadist-nya, Rasulullah saw meriwayatkan : “Seseorang akan tergolong dalam golongan orang yang rugi, apabila hari ini sama saja dengan hari kemarin, tergolong dalam golongan celaka, apabila hari ini lebih buruk daripada hari kemarin dan tergolong dalam golongan beruntung, apabila hari ini lebih baik daripada hari sebelumnya."

Islam memandang masa sebagai harta paling utama dalam kehidupan manusia. Kehilangan masa sama artinya dengan kehilangan umur, kehilangan kesempatan. Seorang sufi terkemuka, Hasan al-Bashri berkata: “Wahai anak cucu Adam, engkau hanyalah kumpulan dari hari yang terhitung. Apabila berlalu satu hari, berarti hilanglah sebagian daripadamu. Jika hilang sebagian daripadamu, maka bertambah dekatlah saat kematianmu. Jika engkau sudah mengetahui hal itu, maka segeralah berbuat!"
Semoga kita bisa memahami hakikat masa atau waktu yang telah dikaruniakan kedalam kehidupan kita. Sehingga pergantian tahun baru Islam, dari 1426 H ke tahun 1427 H menjadi episode perbaikan dan kebangkitan. Waktu orang-orang yang saleh menjadi semakin saleh, dan waktu orang-orang ingkar menjadi orang-orang yang sadar. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.