STRUKTUR PEMERINTAHAN KESULTANAN TIDORE
Ketika Tidore mencapai masa kejayaan di era Sultan Nuku tersebut, sistem pemerintahan di Tidore telah ditata dengan baik. Saat itu, Sultan (Kolano) dibantu oleh suatu Dewan Wazir, dalam bahasa Tidore disebut Syaraa, adat se Nakudi. Dewan ini dipimpin oleh Sultan dan pelaksana tugasnya diserahkan kepada Joujau (Perdana Menteri). Anggota Dewan wazir terdiri dari Bobato Pehak Raha (Bobato empat pihak) dan wakil dari wilayah kekuasan. Bobato ini bertugas untuk mengatur dan melaksanakan keputusan Dewan Wazir.Sistem dan Struktur Pemerintahan yang dijalankan di Kerajaan Tidore pada masa lampau cukup mapan dan berjalan dengan baik. Struktur tertinggi kekuasaan berada di tangan Sultan. Menariknya, di keempat Kerajaan di Jazirah Maluku Utara yang dikenal dengan “MOLOKU KIE RAHA” yaitu; kerajaan Jailolo, kerajaan Bacan, kerajaan Ternate dan termasuk di kerajaan Tidore tidak mengenal sistem putra mahkota sebagaimana kerajaan-kerajaan lainnya di kawasan Nusantara. Seleksi seseorang untuk menjadi Sultan dilakukan melalui mekanisme seleksi calon-calon yang diajukan dari pihak Dano-dano Folaraha (wakil-wakil marga dari Folaraha), yang terdiri dari Fola Yade, Fola Ake Sahu, Fola Rum dan Fola Bagus. Dari nama-nama ini, kemudian dipilih satu di antaranya untuk menjadi Sultan Tidore.Selanjutnya mengenai Struktur Pemerintahan Kerajaan Tidore sejak Sultan Tidore yang pertama yaitu Sultan Syah Jati alias Mohammad Nakel yang kemudian mengalami perubahan-perubahan mengenai bentuknya pemerintahan di jaman Sultan Cirlaliati,–beberapa sumber menyebutkan Sultan ini yang pertama kali mulai masuk Islam–, dan di jaman Sultan Syafi ud-din dengan gelarannya Khalifat ul-mukarram Sayid-din Kaulaini ila Jaabatil Tidore, dapat diuraikan sebagai berikut : KOLANO SEI BOBATO PEHAK RAHA, artinya : Sultan dan 4 Kementeriannya dengan pegawai, yang terdiri dari :
1. Pehak Bobato, Urusan Pemerintahan dikepalai oleh Jogugu. Anggota2nya :
a. Hukum2
b. Sangadji2
c. Gimalaha2
d. Fomanyira2
2. Pehak Kompania, Urusan Pertahanan dikepalai oleh Kapita2/Mayor :
a. Leitenan2
b. Alfiris2
c. Jodati2
d. Serjanti2
e. Kapita Kie
f. Jou Mayor, dan
g. Kapita Ngofa
3. Pehak Jurutulis, Urusan Tata-Usaha dikepalai oleh Tullamo (Sekneg). Anggota2nya :
a. Jurutulis Loaloa
b. Beberapa Menteri Dalam, yaitu:
1. Sadaha, (Kepala Rumah Tangga Kerajaan)
2. Sowohi Kiye, (Protokoler Kerajaan Bidang Kerohanian),
3. Sowohi Cina, (Protokoler Khusus Urusan Orang Cina),
4. Sahabandar, (Urusan Administrasi Pelayaran).
5. Fomanyira Ngare, (Public Relation Kerajaan)
4. Pehak Lebee, urusan Agama/Syari’ah dikepalai oleh seorang Kadhi. Anggota2nya :
a. Imam2.
b. Khotib2.
c. Modin2.
Selain struktur tersebut di atas masih terdapat Jabatan lain yang membantu menjalankan tugas pemerintahan, seperti Gonone yang membidangi intelijen dan Surang Oli yang membidangi urusan propaganda.
PEJABAT DALAM KEDUDUKAN MENURUT TINGKAT JABATAN
I. Bobato Yade Soa2 dan Sangadji se Gimalaha di pusat, terdiri dari :
1. Jogugu / Jojau
2. Kapita Laut, (Panglima Perang)
3. Hukum Yade, (Urusan Luar Kerajaan)
4. Hukum Soa2, (Uurusan Dalam Kerajaan)
5. Bobato Ngofa, (Urusan Kabinet)
6. Gimalaha Marsaoly
7. Gimalaha Folaraha
8. Sangadji Moti
9. Gimalaha Sibu
10. Gimalaha Matagena
11. Gimalaha Sibuamabelo (Sambelo)
12. Gimalaha Togubu
13. Gimalaha Kalaodi
14. Gimalaha Soa Konora
15. Gimalaha Simobe
16. Gimalaha Doyado
17. Gimalaha Samafu
18. Gimalaha Maliga
19. Fomanyira Failuku
20. Fomanyira Tomacala
21. Fomanyira Yaba
22. Fomanyira Sosale
23. Fomanyira Jawa
24. Fomanyira Cobo
25. Fomanyira Dikitobo
26. Fomanyira Tasuma
27. Fomanyira Tomadou
28. Fomanyira Rum
29. Sngagaji Laisa Mareku
30. Sangadji Laho Mareku
31. Gimalaha Tomalouw
32. Gimalaha Tongowai
33. Gimalaha Mare
34. Gimalaha Tuguiha
35. Gimalaha Tomaidi
36. Gimalaha Tahisa
37. Gimalaha Tomanyili
38. Gimalaha Gamtohe
39. Gimalaha Dokiri
40. Gimalaha Banawa
IIa. Bobato Nyili Gamtumdi, terdiri dari :
1. Gimalaha Seli2
. Fomanyira Tambula
3. Fomanyiira Taran
4. Fomanyira Tomawange
5. Tomanyira Tofoju
6. Fomanyira Gurabati
IIb. Bobato Nyili Gamtufkange, terdiri dari :
1. Gimalaha Tomoyau
2. Fomanyira Tambula
3. Fomanyira Ngosi
4. Fomanyira Tobaru
5. Fomanyira Tunguwai
6. Fomanyira Goto
7. Fomanyira Sautu
8. Fomanyira Tomagoba
IIc. Nyili Lofo2, terdiri dari :
1. Sangadji Maba
2. Sangadji Soa Gimalaha
3. Sangadji Bicoli
4. Himalaha Wayamli
5. Sangadji Patani
6. Gimalaha Kipay
7. Sangadji Kacepi
8. Gimalaha Sanafi
9 Sangadji Weda
10 Gimalaha Soa Cina
11. Sangadji Somola
12. Gimalaha Somola, (1 s/d 12 disebutkan Gamrange,–Tiga Negeri–)
13. Gimalaha Akelamo
14. Gimalaha Payahe
15. Gimalaha Wama
16. Gimalaha Akemayora
17. Gimalaha Tafaga
18. Fomanyira Tauno
19. Fomanyira Loko
20 Fomanyira Taba
21. Kalaodi Maidi, (13 s/d 21 distrik Oba)
IId. Bobato Nyili Gulu2 (Papua), terdi i dari :
1. Kolano Waigeo
2. Kolano Salawati
3. Kolano Misowol, (Lilintinta).
4. Kolano Waigama, (Miyan). (1 s/d 4=Raja Ampat).
5. Sangadji Umka
6. Gimalaha Usboa
7. Sangadji Barey
8. Sangadji Beser
9. Gimalaha Kafdarun
10. Sangadji Wakeri
11. Gimalaha Warijo
12. Sangadji Mar
13. Gimalaha Warasay, (5 s/d 13 -Papua Gam Sio – (9 Soa).
14. Sangadji Rumbarpon
15. Sangadji Rummansar
16. Sangadji Anggaradifu
17. Sangadji Waropon, (14 s/d=Mavor Soa-Raha (4 Soa).
Catatan Akhir dari Admin ;
1. Terlepas dari itu semua, sejarah telah mencatat bahwa beberapa daerah diluar pulau Tidore, mulai dari Papua barat hingga pulau-pulau di selatan Pasifik pernah menjadi wilayah kerajaan ini. Presiden RI pertama Sukarno semula ingin memasukan seluruh wilayah kekuasaan kerajaan tidore ini menjadi bagian dari NKRI, namun pada akhirnya, diputuskan bahwa hanya bekas jajahan kerajan Belanda saja yang menjadi wilayah RI, sehingga Malaysia, Singapura dan Timor Leste tidak dimasukan sebagai wilayah NKRI, termasuk beberapa gugusan kepulauan di selatan pasifik yang dulunya adalah wilayah kerajaan Tidore. Sukarno pernah berkata; “……..Tanpa Tidore, tak akan ada lagu; Dari Sabang sampai Merauke……..”
1. Terlepas dari itu semua, sejarah telah mencatat bahwa beberapa daerah diluar pulau Tidore, mulai dari Papua barat hingga pulau-pulau di selatan Pasifik pernah menjadi wilayah kerajaan ini. Presiden RI pertama Sukarno semula ingin memasukan seluruh wilayah kekuasaan kerajaan tidore ini menjadi bagian dari NKRI, namun pada akhirnya, diputuskan bahwa hanya bekas jajahan kerajan Belanda saja yang menjadi wilayah RI, sehingga Malaysia, Singapura dan Timor Leste tidak dimasukan sebagai wilayah NKRI, termasuk beberapa gugusan kepulauan di selatan pasifik yang dulunya adalah wilayah kerajaan Tidore. Sukarno pernah berkata; “……..Tanpa Tidore, tak akan ada lagu; Dari Sabang sampai Merauke……..”
2. Terakhir……, kajian historis ini, bila dipahami, diharapkan akan menjadi motivasi bagi para para pemimpin lokal di daerah ini untuk menata masa depan Tidore dan sekitarnya yang lebih baik. Kalau ditanya mengapa saya berargumen demikian? Maka jawaban saya adalah ; Karena para pemimpin masa lampau di daerah ini yang yang berpola pikir ratusan tahun yang lalu saja mampu dan bisa menjalankan birokrasi yang baik menata pemerintahan daerah, kenapa jaman kita saat ini tidak mampu? Pilkada saja berantam melulu, barangkali yang ada di pikiran mereka hanya kekuasaan dan kekayaan tanpa mikirkan hak dan kepentingan rakyat yang dipimpinnya.